Insights
Dresyamaya Fiona
•
4 menit
MemBaca
•
Dec 16, 2024
Harga komoditas bahan mentah seperti minyak, emas, produk pertanian, dan barang penting lainnya ditentukan oleh interaksi kompleks antara berbagai kekuatan pasar. Harga ini tidak ditetapkan oleh satu pihak tunggal, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Memahami faktor-faktor ini dapat membantu individu dan pelaku bisnis membuat keputusan yang lebih bijak dalam membeli, menjual, atau berinvestasi di komoditas, sekaligus memberikan wawasan tentang alasan di balik fluktuasi harga.
Mengetahui siapa yang menentukan harga komoditas dan apa saja perannya dapat membantu investor, trader, dan konsumen menghadapi volatilitas pasar komoditas dengan lebih percaya diri.
Faktor penentu utama paling mendasar yang menggerakkan harga komoditas adalah hukum penawaran dan permintaan. Jika suatu komoditas langka karena pasokannya terbatas, maka harganya cenderung naik. Sebaliknya, jika pasokan meningkat atau permintaan menurun, harga cenderung turun.
Contohnya, jika terjadi kekeringan yang memengaruhi produksi gandum, maka pasokan akan berkurang dan harga gandum serta produk turunannya akan meningkat.
Demikian pula, permintaan juga memengaruhi harga. Jika suatu komoditas menjadi lebih dibutuhkan misalnya karena peningkatan industri, pertumbuhan populasi, atau perubahan perilaku konsumen harganya biasanya akan naik. Jika permintaan menurun, harga pun akan ikut turun.
Siapa yang menentukan harga komoditas selanjutnya di lingkup global adalah bursa komoditas seperti Chicago Mercantile Exchange (CME), New York Mercantile Exchange (NYMEX), dan London Metal Exchange (LME) memainkan peran penting dalam hal ini. Bursa-bursa tersebut menyediakan platform bagi pembelian dan penjualan komoditas melalui kontrak berjangka (futures).
Kontrak berjangka memungkinkan pelaku pasar membeli dan menjual komoditas dengan harga yang telah ditentukan untuk pengiriman di masa depan. Harga yang tercipta di bursa ini sering dijadikan acuan (benchmark) di pasar global.
Pasar berjangka tersebut digerakkan oleh ekspektasi terhadap pasokan dan permintaan di masa depan, peristiwa geopolitik, kondisi cuaca, dan faktor lain yang dapat memengaruhi ketersediaan atau permintaan komoditas tersebut.
Pemerintah juga memegang andil penting dalam penetapan harga komoditas, terutama di sektor minyak dan pertanian. Kebijakan seperti subsidi, tarif, larangan ekspor, dan pembatasan impor dapat memengaruhi harga.
Sebagai contoh, jika pemerintah menetapkan batas harga minimum atau maksimum untuk produk pertanian tertentu, hal ini dapat secara langsung memengaruhi harga pasar. Selain itu, kebijakan moneter seperti perubahan suku bunga juga dapat berdampak terhadap harga komoditas, terutama logam mulia seperti emas dan perak, yang sering dipandang sebagai aset lindung nilai.
Faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global seperti resesi, pertumbuhan ekonomi, atau ketidakpastian finansial dapat berdampak besar pada harga komoditas.
Contohnya, saat terjadi perlambatan ekonomi global, permintaan untuk logam industri seperti tembaga dan aluminium bisa menurun, sehingga harga pun turun. Sebaliknya, saat ekonomi tumbuh, permintaan meningkat dan harga bisa naik.
Peristiwa global lainnya, seperti bencana alam, peperangan, atau ketidakstabilan politik di wilayah produsen utama juga dapat mengganggu rantai pasok dan menyebabkan lonjakan harga. Misalnya, harga minyak mentah sering meningkat ketika terjadi ketegangan geopolitik di wilayah penghasil minyak utama seperti Timur Tengah.
Selain faktor fundamental seperti penawaran dan permintaan, aktivitas spekulan dan trader juga dapat menggerakkan harga komoditas naik atau turun. Mereka seringkali membeli dan menjual komoditas berdasarkan prediksi terhadap pergerakan harga di masa depan.
Kegiatan mereka dapat menciptakan volatilitas dan memengaruhi harga, karena reaksi terhadap berita, proyeksi, dan laporan mengenai pasokan dan permintaan.
Para spekulan mungkin tidak tertarik dengan komoditas fisik itu sendiri, tetapi fokus pada keuntungan dari fluktuasi harga. Terkadang, aktivitas ini menyebabkan pergerakan harga jangka pendek yang tidak selalu mencerminkan kondisi pasar yang sebenarnya.
Harga komoditas biasanya dikutip dalam dolar AS, sehingga fluktuasi nilai tukar dolar dapat memengaruhi harga.
Saat dolar AS menguat, harga komoditas menjadi lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain, yang dapat menurunkan permintaan dan harga. Sebaliknya, ketika dolar melemah, komoditas menjadi lebih murah bagi pembeli luar negeri, sehingga dapat mendorong permintaan dan menaikkan harga.
Singkatnya, harga komoditas ditentukan oleh kombinasi faktor seperti dinamika penawaran-permintaan, bursa komoditas, kebijakan pemerintah, peristiwa ekonomi global, aktivitas spekulan, dan fluktuasi nilai tukar. Tidak ada satu entitas pun yang mengendalikan harga, tetapi interaksi antara faktor-faktor tersebut menciptakan kondisi pasar yang terus berubah.
Setelah memahami siapa yang menentukan harga komoditas dan apa saja peran mereka, dapat membantu individu dan bisnis dalam membuat keputusan lebih cerdas dalam bertransaksi atau berinvestasi di pasar komoditas, serta memahami penyebab utama dari fluktuasi harga.
Baca juga: Apa itu Pasar Komoditas? Pengertian, Jenis, dan Cara Kerja